• Breaking News

    Saturday, January 14, 2017

    7 Proyek Raksasa Ini Menelan Ribuan Korban Jiwa Selama Pembuatannya


    Manusia memang satu-satunya makhluk hidup yang diberikan akal oleh Tuhan. Makanya manusia senantiasa berpikir entah untuk apapun. Apalagi berpikir untuk kemajuan peradaban manusia. Itu memang tugasnya manusia. Kemajuan peradaban memang gak bisa jadi dalam sehari. Prosesnya panjang dan rumit dan menemukan kendala-kendala yang gak terduga. Sama kayak beberapa proyek besar di bawah ini yang sudah memudahkan kehidupan manusia sekarang. Tapi ternyata pekerjaan proyek besar itu gak hanya menghasilkan keuntungan untuk peradaban modern, ternyata ada dampak negatifnya juga berupa melayangnya ratusan bahkan ribuan korban jiwa. Nah, mungkin yang ada di bayangan kamu hanya sekitar satu atau dua korban meninggal. Bagaimana kalau sampai puluhan ribu nyawa? Gak percaya? Buktiin aja sendiri di bawah ini ya.



    Death Railway - Burma


    Death Railway atau Rel Kereta Maut menjadi saksi kekejaman sistem kerja paksa yang dilakukan tentara Jepang di perbatasan Myanmar. Death Railway memiliki panjang sekitar 420 km yang menghubungkan Thailand dan Myanmar. Jalur kereta ini dahulunya digunakan sebagai jalur transportasi Jepang yang sedang berperang melawan pasukan Inggris dan sekutu. 

    Akibat sistem kerja paksa tersebut tak kurang dari 106.000 nyawa melayang terhitung sejak tahun 1942. Korban yang tewas akibat kerja paksa ini pun tak hanya warga asli Myanmar aja, namun juga dari tahanan perang Amerika, Inggris, Belanda dan Australia yang merupakan bagian dari sekutu. 

    Para pekerja paksa harus menjalani hari-hari yang sangat berat utuk membangun jembatan tersebut. Tak hanya medan yang berat, kekurangan makan dan juga siksaan dari tentara Jepang harus mereka alami setiap harinya. Saat ini Death Railway telah dijadikan objek wisata sejarah terlebih sejak dirilisnya sebuah film berjudul "The Bridge Over River Kwai" pada tahun 1957 yang mengisahkan perjuangan para tahanan perang yang berusaha kabur dari kamp tahanan kerja paksa.



    Kanal Laut Baltik - Rusia


    Kanal Laut Baltik adalah sebuah kanal kapal di Rusia yang menghubungkan antara Laut Putih dengan Danau Onega yang merupakan jalur pintas yang dibuat untuk mempersingkat pelayaran menuju laut Baltik. 


    Pembangunan The White Sea atau yang lebih dikenal sebagai Kanal Laut Baltik memang memakan waktu yang cukup singkat. Pembangunan ini hanya memakan waktu sekitar 2 tahun dari 1931 hingga 1933. Namun jangan salah, walaupun durasi pembuatannya hanya 2 tahun, korban yang jatuh akibat proyek ini mencapai 100 ribu orang. Semua korban yang jatuh dalam pembangunan kanal ini merupakan para pekerja paksa yang berasal dari tahanan Gulag. Banyaknya jumlah pekerja yang meninggal dalam pembangunan kanal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu kecelakaan, penyiksaan, mal nutrisi atau kekurangan makanan dan berbagai penyakit.



    Stadion Piala Dunia 2022 - Qatar


    Wiih Qatar lagi seneng-senengnya nih karena terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Tapi ini juga sebuah kejutan sih baik secara sarana, prasarana hingga kualitas tim sepakbolanya. Soalnya ini pertama kali lho Qatar ditunjuk jadi tuan rumah. Bahkan banyak yang menduga adanya campur tangan uang dalam keputusan FIFA. 


    Bener aja, gan. demi mengejar target untuk menyelesaikan beberapa stadion berstandar dunia dan juga komplek real estate disana, membuat para kontraktor mengimpor banyak tenaga kerja asing dari India dan Nepal. Sayangnya pekerja ini hanya dijanjikan upah lembur yang menggiurkan, namun beban kerja yang berat serta kondisi di lapangan yang panas membuat banyak para pekerja tumbang karena kelelahan dan perlakuan buruk dari kontraktor. Akibatnya, hanya dalam dua tahun saja tercatat tak kurang dari 500 pekerja migran asal India tewas dan sekitar 200-300 pekerja asal Nepal meninggal akibat serangan jantung. Angka ini masih terus bertambah karena diperkirakan jumlah korban sesungguhnya dalam mega proyek piala dunia ini bernilai 123 milyar Pounds atau 2.400 trilyun rupiah ini sebenarnya mencapai angka 1.200 jiwa yang merupakan pekerja migran dari berbagai negara.


    Ryugyong Hotel - Korea Utara


    Hotel Ryugyong adalah pencakar langit berbentuk piramida yang memiliki jumlah 105 lantai yang berada di ibu kota Korea Utara yaitu Pongyang. hotel yang memliki julukan 'Hotel of Doom' atau 'Hotel Malapetaka' ini memang telah menelan korban jiwa dengan jumlah yang tak terbayangkan. Pembangunan hotel yang rencananya akan menjadi gedung paling megah di dunia ini mulai dibangun pada tahun 1987 namun terhenti di tahun 1992 karena Korea Utara mengalami krisis ekonomi setelah bubarnya Uni Soviet. 


    Hotel ini baru dibuka pada tahun 2013 yang lalu setelah melalui proses pembangunan yang sangat panjang selama tak kurang dari 26 tahun lamanya. Dengan rentang waktu pembangunan yang nyaris 30 tahun dan ditambahkan sikap penguasa Korut yang dikenal akan kediktatorannya, tak bisa dibayangkan sudah berapa nyawa yang harus melayang demi terciptanya mega proyek ambisi penguasa ini.


    Jalan Raya Karakoram - Pakistan


    Jalan Raya Karakoram adalah jalan penghubung antara Pakistan dan Republik Rakyat Cina. Panjangnya hampir 850 km dari jalan besar Islamabad ke Khunjerab Top yang tingginya sekitar 4.860 m di atas permukaan laut. Pembuatan jalan raya ini dimulai pada tahun 1967 dan diperlukan sekitar 16 tahun untuk menyelesaikan jalan yang luar biasa panjang ini. Jalan ini melintasi pinggir gunung lembah, jurang terjal dan sungai. Jalan ini dipercaya sebagai pencapaian terbesar dalam bidang rekayasa semenjak berdirinya piramid di Mesir.


    Namun di balik semua cerita kemegahan tentang jalan raya ini, tersimpan cerita yang cukup miris. Dalam pembangunannya yang selama 16 tahun ini, diperkirakan ada sekitar 1.300 pekerja yang tewas dalam upaya untuk menyelesaikan proyek ini. Para korban tewas diduga karena tak tahan dengan kondisi medan yang ekstrem.


    Bendungan Aswan - Mesir


    Bendungan Aswan sebenarnya dibuat untuk menjadi tanggul untuk menampung limpahan air dari Sungai Nil dan mengendalikan banjir, sebagai pembangkit tenaga listrik, sekaligus menyediakan air bagi irigasi sistem perairan di wilayah tersebut. Tapi justru bendungan ini mendapatkan julukan yang kurang baik yaitu 'Bendungan Pesakitan' . Julukan ini muncul karena adanya kematian yang tak kurang dari 500 pekerja yang membangun konstruksi bendungan ini.




    Terusan Panama


    Terusan Panama adalah terusan yang memotong tanah genting Panama sepanjang 82 km, memotong Amerika Utara dan Amerika Selatan serta menghubungkan Samudera Pasifik dan Atlantik. Rencana pembangunan ini sudah muncul pada tahun 1500-an namun baru dimulai pada tahun 1880 di bawah kepemimpinan Perancis yang sekaligus menjadi awal dari proyek paling mematikan dalam sejarah kontemporer.


    Upaya pertama ini gagal menyusul medan tropis yang tidak stabil dan berat yang nyaris setiap tahun diguyur hujan lebat. Kondisi ini menyebabkan masalah medis yang klinis dan juga membengkaknya biaya pembangunan hingga akhirnya mega proyek ini bangkrut pada tahun 1890, setelah sekitar 22.000 pekerja meninggal dunia. Kematian ini disebabkan oleh kecelakaan, penyakit malaria dan penyakit kuning.


    Pada tahun 1914 proyek ini akhirnya bisa dirampungkan oleh Amerika dua tahun lebih cepat dari rencana awal. Alasan utama yang berkontibusi terhadap keberhasilan proyek ini adalah kemajuan di bidang medis, meskipun hampir 6.000 pekerja meninggal selama periode 1904 hingga 1914. Korban total untuk proyek ini diperkirakan mencapai 28.000 sampai 30.600 dan sebagaian besar berasal dari penyakit nyamuk malaria.

    Kebayang gak sih kalau kalian ternyata adalah seorang pekerja proyek-proyek di atas? Udah pekerjaan yang berat, medan yang berat, cuaca ekstrem dan ditambah dengan asupan makanan yang kurang memadai. Pastinya semua gak bakalan bisa bertahan lama sama kondisi tersebut. Tanpa jasa-jasa mereka mungkin gak bakalan ada tuh proyek-proyek dahsyat kayak yang disebutkan di atas. Semoga di alam sana mereka masih bisa tersenyum melihat jerih payahnya yang sudah jadi kenyataan dan bisa dimanfaatkan orang banyak sekarang.

    No comments:

    Post a Comment

    Sport

    Teknologi

    Travel