• Breaking News

    Monday, January 9, 2017

    Mangkrak, Ini 7 Senjata Perang Super Mahal Tapi Tak Pernah Dipakai


    Merdeka.com - Peralatan perang tentu jauh dari kata murah. Terlebih lagi persenjataan canggih dan modern yang mengusung berbagai sistem yang cerdas. Tentu kemenangan di medan perang memang harus dibayar dengan 'ongkos' yang mahal.


    Jadi, akan jadi pemborosan luar biasa jika ada senjata perang yang super mahal namun tak pernah dipakai. Hal ini punya banyak sebab, mulai dari dibatalkan, hingga ada korupsi di dalam proyeknya. Akhirnya, senjata perang dengan sistem yang canggih dan mahal hanya mangkrak atau bahkan jadi pajangan di museum.

    Berikut adalah beberapa senjata perang super mahal dan canggih, namun tak pernah dipakai. Berikut ulasannya.


    Tank seharga 100 juta dollar Kanada




    Merdeka.com - The Multi-Mission Effects Vehicle atau MMEV, sebenarnya adalah sebuah jawaban dari Kanada bahwa negara mereka juga punya angkatan perang yang mengerikan. Pemerintah Kanada membuat teknologi berupa 'anti-tank' dan kendaraan defensif 'surface-to-air' berupa 8x8 wheeled LAV III system, yang digerakkan oleh remote komando.

    Program MMEV dilaksanakan pada tahun 2005 silam, dan dana kucuran diproyeksikan hingga 750.000 juta dollar Kanada. Namun setelah diproduksi selama dua tahun, dan sudah menghabiskan hingga 100 juta dollar, akhirnya proyek ini batal. Sebabnya adalah keberagaman kendaraan ini yang ternyata diprediksi untuk mengurangi kemampuan pasukan darat di medan perang.

    XM 29, senjata pemusnah seharga 100 juta dollar


    Merdeka.com - "XM 29 Objective Individual Combat" adalah serangkaian senjata prototip yang dirancang untuk memberi para prajurit kontrol medan yang lebih baik. Oleh karena itu senjata ini memang sengaja dibuat berukuran kecil.

    Senjata ini mampu menembakkan proyektil ledak 20mm dengan moda airburst, yakni prajurit bisa menembakkan senjata ini dengan memprogramnya terlebih dahulu untuk bisa meledak di jarak dan ketinggian yang spesifik.

    Jika kita menembak ke arah musuh yang berada di balik pelindung, tembakan bisa disetel untuk bergerak di belakang target dan secara efektif 'menggertak' mereka.

    Di 1990an, senjata ini mulai dibangun. Setelah sekian lama, yakni tahun 2005, proyek ambisius ini akhirnya dibatalkan. Persoalannya hanya soal biaya. Karena angka kucuran dananya hanya 100 juta dollar dan total biaya produksinya sangat jauh di atas itu. Bahkan, per senjata yang hanya dioperasikan satu prajurit, berharga sekitar 35.000 dollar. Akhirnya, hanya beberapa saja senjata yang bisa diproduksi dan tak akan digunakan untuk keperluan berperang.

    Pesawat Pengebom bersenjata nuklir bernama B-70 Valkyrie


    Merdeka.com - Pada tahun 1950, Angkatan Udara Amerika Serikat ingin membuat pesawat bomber yang digunakan untuk mengganti B-52. Akhirnya dibuatlah Valkyrie yang dipersenjatai oleh bom nuklir dan mampu melakukan misi penetrasi.

    Secara konsep, B-70 Valkyrie adalah pesawat yang 'kebal' karena kemampuannya untuk beroperasi di atas 21.000 meter pada kecepatan Mach 3+. Namun pesawat ini akhirnya sama sekali tak kebal karena ada teknologi persenjataan baru yang berupa rudal 'surface-to-air' yang bisa melumpuhkannya dengan sekejap.

    Setelah menjalani berbagai revisi untuk jadi pesawat kebal seperti sebelumnya, akhirnya pemerintah sadar kalau pesawat semacam ini tak lagi dibutuhkan dan akhirnya memutuskan untuk membuat rudal balistik antar benua. Padahal, Angkatan Udara AS sudah menghabiskan 1,5 miliar dollar di saat itu. Jika dikurskan ke biaya saat ini, angka tersebut setara dengan 12 miliar dollar dan pesawatnya tak pernah digunakan.

    Pesawat siluman pengebom A-12 Avenger III


    Merdeka.com - Lagi-lagi pemerintah AS ingin mempersenjatai angkatan lautnya. Akhirnya tercetus konsep untuk membuat A-12 Avengger II, yang merupakan pesawat siluman bomber yang mampu menembus segala cuaca. Pesawat ini mengusung desain sayap tunggal, dan digunakan untuk operasi angkatan laut.

    Mulai dikembangkan tahun 1990, program ini tiba-tiba langsung dibatalkan pada 1991 sebelum seluruh biaya yang direncanakan akan habis 57 miliar dollar habis. Menteri pertahanan AS saat itu telah membayar uang muka sebesar 3 miliar dollar pada produsen pesawat, namun pesawat tak segera jadi. Akhirnya AS yang tak mau rugi uang banyak akhirnya menuntut produsen pesawat tersebut di pengadilan, dan membatalkan proyek A-12 Avenger II dan pesawat yang belum sempurna ini tak pernah digunakan.

    Kendaraan perang ekspedisi senilai 3 Milyar dollar


    Merdeka.com - The Expeditionary Fighting Vehicle atau EFV, adalah kendaraan perang amfibi yang dikembangkan untuk Korps Marinir AS. EFV dimaksudkan untuk menyaingi mobilitas dari sistem Tank yang sudah ada sebelumnya, namun bisa digunakan di darat maupun lautan.

    Program ini diharapkan untuk menghabiskan dana hanya 15 miliar dollar. Namun pada akhirnya menteri pertahanan AS sendiri akhirnya membatalkannya dan Korps Marinir hanya melakukan perawatan pada kendaraan amfibi lawas mereka. Padahal, beberapa kendaraan yang belum sempurna sudah dibuat, dan membuat pemerintah AS rugi 3 miliar dollar.

    Tank lihai bersenjata bernama XM2001 Crusader


    Merdeka.com - XM2001 Crusader dikonsepkan untuk jadi kendaraan angkatan darat dengan senjata mengerikan dengan target presisi, namun lihai dengan gerakannya yang mampu cepat dan berat yang ringan.

    Proyek ini dimulai pada 1995 silam, namun segera dibatalkan di tahun 2002. Terhalang masalah dana, akhirnya hanya ada satu tank yang bisa selesai dengan dana 11 miliar dollar AS. Pernah turun ke medan namun tak berperang, tank ini berakhir hanya sebagai penghuni museum di Fort Hill, Oklahoma.

    Rudal Trident : senjata pemusnah massal yang mahal


    Merdeka.com - Sebuah rudal balistik bernama Trident yang punya berbagai varian dan diluncurkan dari kapal selam, dikembangkan oleh angkatan laur AS bekerja sama dengan Inggris. Mampu membawa banyak hulu ledak nuklir, senjata ini adalah senjata yang diperkirakan akan jadi sangat mengerikan jika benar-benar muncul di medan perang.

    Dikembangkan tahun 1979 dengan estimasi biaya total hingga 40 miliar dollar, misil ini belum selesai dikembangkan sehingga belum pernah dipakai. Pengerjaan rencana akan dilanjutkan hingga tahun 2042 mendatang dan rupanya perang pun diharapkan tidak pernah terjadi, mengingat betapa mengerikannya kekuatan dari misil ini.

    No comments:

    Post a Comment

    Sport

    Teknologi

    Travel