• Breaking News

    Tuesday, January 31, 2017

    Pertandingan paling brutal dalam sejarah Piala Dunia


    Well, gw tau apa yang loe-loe pikirin waktu ngeliat judul ini, list ini memang memuat konten yang isinya cukup "negatif" bagi sejarah sepakbola dunia  . Tapi, menurut gw ini adalah topik yang sangat entertaining banget brayyy, karena tidak ada banyak yang tahu jika gelaran akbar sepakbola 5 tahunan ini memiliki sebuah memori kelam di dalam beberapa pertandingannya  . 

    Sebagian besar matches yang ada dalam list ini " di nobatkan " sebagai " The Battle " atau Pertempuran / Pertarungan , bukan " Game " atau permainan , yang memang sewajarnya digunakan untuk menggambarkan pertandingan sepakbola. Jika loe berfikir kalo sepakbola jaman dulu permainannya lebih kasar dari era modern sekarang ini, itu SALAH BESAR ! . 1 dari list pertandingan brutal di Piala Dunia ini berasal dari era modern sepakbola dunia, dan negara yang 2 kali terlibat dalam 2 duel ini pun dikenal sebagai pencetus sebuah inovasi yang mengubah visi bermain sepakbola dunia, yaitu " TOTAAL VOETBAL / TOTAL FOOTBALL " , apa loe tau team dari negara mana yang dimaksud ?



    Brazil vs. Czechoslovakia (Perempatfinal Piala Dunia 1938) – ‘The Battle of BordeauxStade du Parc Lescure, Bordeaux (12 June 1938)

    Setelah World War / Perang Dunia pertama berakhir, sepuluh tahun kemudian "perang" yang sangat brutal kembali terjadi di belahan Eropa, tepatnya di kota Bordeaux, Prancis. Perang yang dimaksud bukanlah orang-orang yang bersenjata dan menembakan pelurunya secara membabi buta kehadapan musuhnya, tapi pertempuran brutal dalam sebuah event akbar yang bernama Piala Dunia / World Cup. Ya, ini adalah " World Cup War " pertama yang terjadi ketika Brazil bertanding dengan Czechoslovakia di Perempatfinal Piala Dunia tahun 1938 di Prancis, atau yang sering disebut sebagai " Battle of Bordeaux ".

    poster promoya
    Untuk sebuah event yang masih "hijau" (World Cup yang pertama digelar pada 1930, tahun 1938 adalah kali ketiga World Cup dihelat), hal ini bukanlah ajang promosi yang baik bagi masyarakat dunia, dan pertandingan ini juga masih menjadi aib dan luka yang permanen bagi FIFA.

    pertandingan final italia vs hungaria
    Sebuah kebetulan yang sangat "buruk" bahwa Stadion baru di kota Bordeaux, Stade du Parc Lescure , yang diresmikan pada 12 Juni 1938, bertepatan dengan duel perempatfinal antara Brazil, team favorit juara bersama Italia, melawan Czechoslovakia, sebuah negara kejutan dengan style permainan yang sangat kontras dengan Brazil.

    top score nya brayyy

    Sebelum duel ini dimulai, Brazil dengan susah payah berhasil menaklukan Polandia dengan skor 6-5 dengan Hattrick yang dilesatkan oleh Top Scorer mereka, Leonidas da Silva. Dan kemudian, Ernst Wilimowski, striker Polandia yang mencetak 4 gol (pemain pertama yang berhasil mencetak 4 gol dalam 1 pertandingan piala dunia) dalam pertandingan ini, secara sportif memberikan ucapan " Good Luck " kepada team Brazil melalui Telegram sebelum perempat final dimulai.



    Sedangkan untuk Czechoslovakia, di putaran pertama mereka ditahan imbang oleh Belanda selama 90 menit sebelum akhirnya Josef KostalekJosef Zeman dan Oldrich Nejedly secara bergantian membobol gawang Adriaan Van Male di extra time. Brazil dan Czechoslovakia memiliki squad yang bertabur bintang sehingga para fans sepakbola diseluruh dunia sangat menantikan pertandingan ini.

    Semua kebrutalan dalam pertandingan dimulai dari seperempat jam babak pertama dimana Zeze Procopio tanpa tedeng eling menendang Oldrich Nejedly, dan tentu saja Zeze langsung dikeluarkan oleh wasit. Dan Sayangnya, ini hanyalah sebuah awal dari chaos yang akan terjadi dalam pertandingan ini. 30 menit kemudian, hanya beberapa menit sebelum jeda babak pertama, Arthur Machado (Brazil) dan Jan Riha (Czechoslovakia) terlibat dalam perkelahian dan hal ini terlihat oleh Paul van Hertzka, sang pengadil lapangan, sehingga mereka berdua harus diusir.

    Sebelum kedua pemain ini diusir, pada menit ke 30, Leonidas membawa Brazil unggul melalui solo runnya menembus pertahanan Czechoslovakia yang sangat ketat dan tendangan kaki kirinya menembus jala Frantisek Planicka. Kedua kubu bermain semakin kasar dan brutal di babak kedua dan membuat wasit Hertzka sangat kesulitan untuk mengontrol pertandingan dan berfikir keras untuk menentukan pilihan.

    Czechoslovakia akhirnya bisa menyamakan kedudukan setelah Nejedly mencetak goal dari titik penalti setelah Domingo da Guia melakukan handsball di kotak penalti Brazil. Akan tetapi, setelah mencetak goal, Nejedly langsung dipapah keluar lapangan karena cedera dikakinya yang serius, kiper sekaligus kapten dari Czechs, Frantisek Planicka, beberapa menit kemudian juga harus mengikuti Nejedly karena tangan kanannya patah. Josef Krostalek juga mengalami cedera pada perutnya.

    Setelah 90 menit skor masih sama 1-1, dilanjutkan dengan extra time, Nejedly tidak bisa melanjutkan permainan karena kaki kanannya patah, tapi Planicka kembali ke lapangan meskipun harus menahan rasa sakit di tangannya. 3 pemain Brazil termasuk Leonidas (yang sebelumnya juga cedera tapi bisa melanjutkan permainan di babak pertama) dan Peracio juga mengalami cedera dan harus keluar dari lapangan. Dan akhirnya, mereka harus puas bermain imbang 1-1 hingga peluit akhir ditiup.


    The Battle of Bordeaux " menghasilkan 3 "Kartu merah" (pertama kalinya dalam sejarah World Cup 3 orang dikeluarkan dalam 1 pertandingan. Pada saat ini, kartu merah belum dikenal oleh FIFA, jadi pemain yang berbuat kasar di lapangan akan di usir oleh wasit), 5 pemain cedera dan bahkan 4 dari mereka tidak bisa melanjutkan permainan. Dalam pertandingan replay pada 12 Juni 1938, Brazil membuktikan bahwa merekalah sang favorit juara dengan menjungkirkan Czechoslovakia 2-1.

    Videonya Brayyy



    Hungaria vs. Brazil (Perempatfinal Piala Dunia 1954) – ‘The Battle of BerneWankdorf Stadium, Berne (27 Juni 1954)


    "Tidak pernah dalam hidup saya menyaksikan tekel dan ganjalan yang begitu mengerikan," demikian komentar koresponden The Times ketika menyaksikan pertandingan Brazil lawan Hungaria pada perempat final Piala Dunia 1954 di Berne, Swiss.


    Bukannya menampilkan filosofi "The art of Football", tetapi yang tampil di hadapan puluhan ribu penonton ketika itu adalah perkelahian barbar. Amat mengerikan, brutal, layaknya seperti pertempuran matador, sehingga tiga pemain dikeluarkan dari lapangan. Sebelumnya, telah terjadi jual beli pukulan dan tendangan, botol kaca berseliweran, potongan papan iklan yang berterbangan, sepatu dan benda keras lainnya berhamburan di lapangan. Korban pingsan pun berjatuhan sehingga kejadian itu hingga kini disebut dengan istilah "The Battle of Berne", seperti tercantum dalam teks sejarah sepak bola tempo doeloe.


    Pada awalnya, pertemuan antara Brazil dan Hungaria menghidupkan asa penonton tentang akan terciptanya sebuah pertandingan yang sangat seru antara dua tim terbaik Amerika Latin dan Eropa. Tapi ternyata, penonton mendapatkan "lebih" dari apa yang diharapkan.

    Ketika laga baru berlangsung tujuh menit, Hungaria langsung memimpin 2-0 melalui gol yang diciptakan Nandor Hidegkuti pada menit ketiga dan Sandor Kocsis pada menit ketujuh. Brazil meningkatkan serangan mereka dan akhirnya lahir gol balasan lewat titik penalti yang dicetak Djalma Santos pada menit ke-18. Sampai di sini, pertandingan masih berjalan seru dan mulus dan menarik untuk disaksikan.


    Satu jam di laga ini berjalan dengan sangat seru

    Penonton masih disuguhi laga ketat sampai Mihaly Lantos mencetak gol ketiga Hungaria dari titik penalti pada menit ke-64 tapi semenit kemudian lewat serangan balik langsung dibalas Brazil melalui Julinho. Kedudukan sementara 3-2 untuk keunggulan Hungaria dan pada posisi inilah pertandingan tiba-tiba panas. Apa penyebabnya?

    Nilton Santos melakukan tackling ngawur ke arah kaki Jozsef Bozsik. Bozsik tidak menerima perlakuan lawannya dan ia mengejarnya dan mengirimkan bogem mentah ke wajah Nilton. Lapangan hijau jadi ring adu jotos. Wasit Arthur Ellis dari Inggris mengeluarkan Nilton dan Bozsik karena waktu itu kartu merah belum diberlakukan. Tapi hawa panas perkelahian tidak sirna kendati dua biang kerok itu sudah dikeluarkan dari lapangan.

    Pemain dari bangku cadangan Brazil, Didi, melemparkan potongan papan iklan, sedangkan Djalma Santos bukannya mengejar bola tetapi mengejar lawannya, penyerang Hungaria Zoltan Czibor untuk diterjang. Tidak lama kemudian, Kocsis mencetak gol keempat untuk Hungaria di menit akhir pertandingan. Tapi dengan mengerikan Humberto berlari dan menghantam Gyula Lorant. Humberto dikeluarkan dari lapangan oleh wasit Ellis yang beberapa detik kemudian menghentikan pertandingan. Hungaria menang 4-2.

    Kericuhan di lapangan berlanjut ke dalam ruang ganti

    Ferenc Puskas, bintang Hungaria yang tidak bertanding karena cedera, menghampiri Pinheiro dan menggepruk kepala pemain Brazil itu. Botol pecah menghantam kepala Pinheiro sehingga darah mengalir deras. Brazil tidak menerima atas perbuatan Puskas itu dan bukannya masuk ke ruang ganti mereka, rombongan tim Brazil menyerbu ruang ganti tim Hungaria dan perkelahian terbuka pun terjadi. Mereka berkelahi tidak hanya menggunakan kaki dan tangan, melainkan menggunakan semua benda yang ada di dalam kamar ganti itu.


    Bagaimana hasil pertandingan di kamar ganti Hungaria?



    Seorang pemain Hungaria tumbang karena tidak sadarkan diri, sedangkan pelatihnya Guzstav Sebes mendapat empat jahitan di kepalanya karena dihajar pecahan botol.



    Videonya Brayyy


    No comments:

    Post a Comment

    Sport

    Teknologi

    Travel