• Breaking News

    Wednesday, February 1, 2017

    Pertandingan paling brutal dalam sejarah Piala Dunia part2

    Sebelum liat part 2 alangkah baiknya melihat part1 nya dulu brayyy


    Portugal vs Belanda (Babak 16 Besar Piala Dunia 2006) – ‘The Battle of NurembergFrankenstadion, Nuremberg (25 Juni 2006)



    Nuremberg, 25 Juni sebelas tahun silam menjadi saksi bisu atas munculnya sebuah rekor baru di ajang internasional sekelas Piala Dunia. Bukan rekor mengesankan sebuah tim atau pencapaian prestasi mentereng seorang pemain, melainkan lahirnya rekor negatif seputar jumlah pengeluaran kartu kuning dan kartu merah tatkala Portugal menghadapi Belanda dalam babak 16 besar Piala Dunia 2006.

    Frankenstadion, tempat dimana Battle of Nuremberg berlangsung

    Dalam laga yang berlangsung di Frankenstadion, Nuremberg (atau Nürnberg dalam bahasa Jerman) tersebut, wasit asal Rusia Valentin Ivanov menarik 16 kartu kuning dan empat kartu merah yang hingga saat ini tercatat sebagai jumlah pengeluaran kartu tertinggi dalam sebuah partai Piala Dunia. Laga itu sendiri berakhir dengan kemenangan Portugal 1-0 lewat gol semata wayang Maniche di menit 23.

    Bahkan sebelum gol tersebut tercipta, atmosfer kasar laga sudah terasa ketika Mark van Bommel dan Khalid Boulahrouz sudah diganjar kartu kuning di sepuluh menit pertama. Nama terakhir bahkan melakukan tekel kepada Cristiano Ronaldo yang pada akhirnya membuat sang rising star Portugal itu tak bisa melanjutkan pertandingan.

    Cristiano kesakitan setelah menerima tekelan keras

    Ronaldo, yang saat itu masih berusia 21 tahun, terpaksa meninggalkan lapangan menjelang babak pertama berakhir dengan bergelimang air mata karena cederanya sudah terlalu parah. "Boulahrouz jelas sekali sengaja melakukan pelanggaran dengan maksud mencederai saya," keluh Ronaldo.

    Gol Maniche, yang tercipta melalui pergerakan manis antara Ronaldo-Deco-Pauleta, seakan-akan hanya menjadi menu sampingan dari hidangan utama berupa perang tekel yang terjadi di laga ini. Maniche sendiri mendapatkan kartu kuning beberapa menit sebelum golnya tersebut karena melanggar Van Bommel.


    Dan hanya beberapa saat setelah gol tersebut, kartu kuning kembali muncul setelah Costinha kedapatan melakukan tekel keras kepada Philip Cocu. Bahkan, gelandang bertahan Portugal tersebut mendapat kartu kuning keduanya tepat sebelum peluit babak pertama berakhir karena melakukan handball.


    Bermain dengan sepuluh pemain, Luiz Felipe Scolari lalu memasukkan Armando Petit guna memperkokoh lini tengah timnya. Namun ia sendiri langsung diberi kartu kuning hanya lima menit setelah masuk menggantikan Pauleta. Setelah itu, Giovanni van Bronckhorst dan Luis Figo berturut-turut juga mendapat kartu. Figo bisa dikatakan beruntung tidak diusir karena ia tampak menanduk kepala Van Bommel.


    Atmosfer menjadi kian panas di menit 63 setelah Boulahrouz mendapat kartu kuning kedua setelah melanggar Figo. Insiden ini memicu pertengkaran hebat di dalam lapangan dan merambat ke bangku pemain, membuat wasit keempat Marco Rodriguez turun tangan.

    Figo dilanggar oleh Boulahrouz

    Tak lama setelah kondisi tersebut mereda, kembali terjadi keributan di menit 73 menyusul pelanggaran Deco terhadap John Heitinga yang berbuah kartu kuning. Playmaker berdarah Brasil itu tampak frustrasi lantaran Belanda enggan menghentikan laga setelah ada satu pemain Portugal yang tergeletak di lapangan. Hal ini juga memicu kartu kuning terhadap Wesley Sneijder setelah mendorong Petit sebelum Rafael van der Vaart turut dikartu karena memprotes wasit. 

    Hanya selang tiga menit, Ivanov kembali mengeluarkan dua kartu kuning, kali ini untuk kiper dan bek kiri Portugal, Ricardo dan Nuno Valente. Pada menit 78, Deco diganjar kartu kuning keduanya karena dianggap membuang-buang waktu setelah mendapat tendangan bebas. Beberapa pemain seperti Robin van PersieCocu, hingga Simao sebenarnya juga melakukan aksi tak terpuji di lapangan, namun lolos dari hukuman wasit.

    Di akhir laga, Van Bronckhorst menjadi pemain keempat yang diusir wasit setelah mendapat kartu kuning kedua usai melanggar Tiago. Ada kejadian unik setelah pengusiran ini ketika Boulahrouz, Deco, dan Van Bronckhorst tertangkap kamera tampak berbincang-bincang di pinggir lapangan. Mungkin saja, ketiga pemain yang telah diusir ini, mendiskusikan sang wasit yang tampak ringan tangan dalam mencabut kartunya.


    Setelah laga berakhir, presiden FIFA Sepp Blatter mengkritik kepemimpinan Ivanov dengan menyebut bahwa dirinya sendiri harus diberi kartu kuning karena dianggap terlalu mudah mengumbar kartu, namun Ivanov mendapat pembelaan dari para penggemar sepakbola yang menilai kedua tim menyajikan permainan yang buruk. Seleccao sendiri terus melaju ke perempat-final dengan mengalahkan Inggris via adu penalti sebelum terhenti di semi-final oleh Prancis. Di tempat perebutan juara ketiga, Portugal dipaksa bertekuk lutut 3-1 di tangan tuan rumah Jerman.

    Videonya brayyy



    Chile vs. Italia (Penyisihan Grup Piala Dunia 1962) – ‘The Battle of SantiagoEstadio Nacional, Santiago (2 Juni 1962)


    Leonel Sanchez melepaskan hook kanan yang membuat hidung Humberto Maschio patah. Sementara Giorgio Ferrini harus diseret polisi lantaran menolak diusir keluar lapangan. Inilah The Battle of Santiago, laga Piala Dunia yang sangat brutal (lagi).


    Battle of Santiago adalah julukan yang melekat pada laga Chile vs Italia di Piala Dunia 1962. Pemberian istilah 'battle' (pertempuran/perang) sesungguhnya bukan sesuatu yang berlebihan karena laga tersebut benar-benar brutal dan membuat beberapa pemain sampai mencucurkan darah di atas lapangan.


    Pertandingan ini dilangsungkan di Estadio Nacional yang terletak di Santiago, ibukota sekaligus kota terbesar di Chile. Sebanyak 66.057 orang menyaksikan pertandingan ini langsung di stadion. Dipimpin wasit Ken Aston (Inggris) laga ini memunculkan Chile sebagai pemenang dengan skor 2-0.


    Panasnya tensi laga ini sudah dimulai bahkan beberapa hari sebelum kickoff. Sebabnya adalah laporan berita yang dibuat dua jurnalis Italia - Antonio Ghiredelli dan Corrado Pizzinelli - terkait turnamen. Keduanya dituding menurunkan tulisan yang buruk soal Kota Santiago dan Chile secara keseluruhan, yang disebut sebagai tempat yang kumuh, banyak orang miskin dan banyak penjaja seks.

    Kondisi Chile ketika itu memang sedang kurang menguntungkan karena dua tahun sebelum Piala Dunia mereka diguncang gempa besar. Gempa Valdivia di tahun 1960 menggoncang Chile dengan kekuatan 9,5 skala richter, gempa terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah dunia. Akibat gempat tersebut empat dari delapan stadion yang disiapkan menggelar pertandingan mengalami kerusakan.

    Dua jurnalis asal Italia itu akhirnya pulang bahkan sebelum pertandingan dimulai. Nasib nahas justru dialami seorang wartawan Argentina yang dianiaya beberapa orang di sebuah bar karena dikira jurnalis asal Italia. Italia cuma berimbang dengan Jerman Barat pada pertandingan pertamanya, sementara Chile meraih kemenangan gemilang dengan skor 3-0 atas Swiss.

    Jalannya Pertandingan


    Italia masuk ke Estadio Nacional dengan seragam kebesarannya baju biru celana putih. Sementara Chile tampil dengan warna merah. Ken Aston yang jadi wasit dalam laga ini sebelumnya juga memimpin pertandingan Swiss dengan Chile. Bahkan sebelum peluit pertama dibunyikan tensi tinggi sudah terbangun, kedua tim disebut sudah saling "meludahi" .


    Pelanggaran pertama dalam pertandingan itu terjadi di detik ke-12. Sementara di menit kelima wasit Aston sudah harus turun tangan untuk menghindari terjadinya perkelahian antara pemain. Pada menit ke-12 wasit mengusir Giorgio Ferrini (Italia) setelah dia melanggar Honorino Landa dengan tendangan keras ke arah badan. Tapi upaya sang pengadil mengeluarkan Ferrini bukan perkara mudah karena dia menolak meninggalkan lapangan. Butuh waktu delapan menit dan segerombolan polisi untuk menyeret Ferrini keluar lapangan, sementara si pemain tetap mengeluarkan umpatan dan terus melepaskan tendangan.

    Tapi itu belum apa-apa. Beberapa saat sebelum turun minum, Leonel Sanchez dilanggar dengan keras oleh Mario David di sisi kiri lapangan. Yang mengejutkan adalah reaksi balasan Sanchez karena dia langsung melepaskan pukulan hook yang membuat Mario David KO. Pukulan itu membuat hidung Mario patah. Meski kejadiannya tepat di hadapan hakim garis, Leonel Sanchez lolos dari hukuman diusir dari lapangan.

    Mario David (11) dan Leonel Sanchez (6) tergeletak di lapangan

    Namun Mario David tak terima begitu saja dirinya ditinju karena beberapa menit kemudian dia melancarkan aksi balas dendamnya. Dalam sebuah perebutan bola di tengah lapangan, Mario David terbang sambil mengangkat kakinya, sepatunya pun tepat mengenai kepala Leonel Sanchez. Kali ini wasit memutuskan mengusir Mario David. Itu artinya Italia harus bermain dengan sembilan orang sementara Chile masih genap 11 pemain.

    ilustrasinya brayyy

    Di babak kedua Sanchez kembali mengeluarkan jurus tinjunya. Kali ini Humberto Maschio yang jadi korbannya. Pertandingan pun lebih telihat seperti laga rugby ketimbang sepakbola. Meski bermain dengan sembilan orang Italia berhasil menahan gempuran-gempuran Chile. Pertahanan mereka akhirnya jebol di menit 73. Dari tendangan bebas kiper Carlo Mattrel meninju bola menjauh dari gawangnya. Namun si kulit bundar justru mengarah ke Jaime Ramirez yang merebound bola dengan kepalanya ke dalam gawang gawang.

    Tiga menit sebelum laga tuntas Chile berhasil menggandakan keunggulan. Kali ini melalui tendangan jarak jauh Jorge Toro.

    Pascapertandingan


    "Saya tidak memimpin pertandingan sepakbola, saya ketika itu menjadi wasit dalam sebuah aksi manuver militer," sebut wasit Ken Aston beberapa hari setelah pertandingan.


    Aston mengalami cedera saat memimpin pertandingan itu, dan absen sampai Piala Dunia 1962 tuntas. Dia lantas ditunjuk FIFA untuk masuk dalam Komite Wasit dan mengabdi selama delapan tahun. Dalam periode kerjanya itu dia melakukan banyak inovasi terkait kerja wasit, termasuk menghadirkan ofisial keempat dan yang paling terkenal memunculkan aturan soal kartu kuning dan kartu merah.

    Butuh beberapa hari sebelum publik Eropa menyaksikan rekaman pertandingan tersebut melalui tayangan televisi. Salah satu komentar yang paling dikenal terkait laga tersebut dilontarkan oleh penyiar BBC David Coleman.


    "Selamat malam. Pertandingan yang akan Anda saksikan adalah pertandingan sepakbola paling bodoh, paling mengerikan, menjijikkan dan pertunjukan sepakbola yang memalukan, mungkin di sepanjang sejarah sepakbola."

    Videonya brayyy

    No comments:

    Post a Comment

    Sport

    Teknologi

    Travel