• Breaking News

    Wednesday, February 1, 2017

    Fakta - Fakta Sejarah Indonesia yang Jarang Diketahui


    Sejarah merupakan bagian dari kehidupan saat ini. Mirisnya banyak masyarakat kini yang kurang memahami sejarah negeri kita sendiri. Berikut ada 8 fakta sejarah Indonesia yang jarang diketahui oleh masyarakat luas.


    17 Agustus Sebagai Tanggal Merdeka dan Tanggal Berduka


    Ironisnya, bila 17 Agustus menjadi tanggal kelahiran Indonesia, justru tanggal tersebut menjadi tanggal berduka bagi pencetus pilar Indonesia. Pada tanggal tersebut, sang pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, WR Soepratman dan pencetus ilmu bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk meninggal dunia.


    Bung Karno Terkena Air Seni


    Rasa-rasanya dari semua presiden Indonesia hingga saat ini, hanya the founding father Indonesia yang pernah bermandikan air seni. Saat pulang dari Dalat, Vietnam pada tanggal 13 Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta, Dr. Radjiman Wedyodiningrat dan Dr. Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air kecil, tetapi tak ada tempat. Setelah dipikir-pikir, akhirnya ditemukan jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahannya tersebut. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu kencang sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi semua penumpang. Sebaiknya para pembaca tidak perlu membayangkan kejadian memalukan ini.


    Bom, Hadiah dari Belanda untuk Soekarno


    Sudah bukan rahasia umum lagi jika hubungan antara Bung Karno dan Belanda tidaklah mesra. Hal ini diperburuk dengan Belanda yang pernah memberikan kenangan pahit yang tak akan pernah dilupakan oleh Bung Karno. Enam hari menjelang Natal pada tahun 1948, Belanda memberikan hadiah Natal di Minggu pagi, saat orang-orang ingin pergi ke gereja, ternyata hadiah tersebut berupa bom yang meledak dan menghancurkan atap dapur. Sungguh kejam !


    Dokumentasi Proklamasi Terselamatkan Berkat Kebohongan


    Berbohong memang bukanlah perbuatan terpuji, tapi dalam kasus ini, mungkin berbohong merupakan jalan terbaik. Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga saat ini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang bahwa dia tidak punya negatif itu dan sudah menyerahkan negatif film tersebut kepada Barisan Pelopor. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Pada kenyataanya negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman kantor Harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu digali kembali dan kemudian dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?


    Komentar Pertama Bung Karno Setelah Pengasingan


    Ketika tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 9 Juli 1942, Bung Karno mengeluarkan komentar pertama yang mungkin cukup janggal untuk didengar. Setelah menjalani pengasingan dan pembuangan oleh Belanda di luar Pulau Jawa, Bung Karno justru tidak berbicara mengenai strategi perjuangan menentang penjajahan, tapi “Potongan jasmu bagus sekali!” komentar Bung Karno pertama kali tentang jas double breast yang dipakai oleh iparnya Anwar Tjokroaminoto, yang menjemputnya bersama Bung Hatta dan sejumlah tokoh nasionalis.


    Naskah Proklamasi Asli Di Tong Sampah


    Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah Indonesia! Mirisnya, naskah yang mengubah nasib negara tercinta tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan B.M. Diah, seorang putera asal Aceh yang juga tokoh pers, pejuang kemerdekaan, diplomat, dan pengusaha Indonesia. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik. Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.


    Pra Kemerdekaan


    Bung Karno begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. “Pating greges” (tidak enak badan, demam), keluh Bung Karno setelah dibangunkan dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah “Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya. Masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai.


    Wapres Berbohong Demi Negara


    Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama “Abdullah, co-pilot”. Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi. Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Gandhi mengetahui perjuangan Hatta. Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa “Abdullah” itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya. “You are a liar!” ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru.


    Gelar Proklamator setelah 41 tahun


    Bung Karno dan Bung Hatta adalah Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia. Mereka berdualah yang menjadi proklamator bagi bangsa Indonesia menuju kemerdekaannya. Namun gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah Indonesia baru memberikan gelar Pahlawan Proklamator secara resmi kepada mereka. Dan gelar kedua sebagai Pahlawan Nasional Indonesia baru diberikan pada tahun 2012, tepatnya pada hari Rabu 7 November 2012. Penyerahan gelar Pahlawan Nasional Indonesia diselenggarakan di Istana negara dan diserahkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada keluarga kedua pahlawan nasional Indonesia dan juga sekaligus proklamator Indonesia tersebut.

    Penyerahan dilakukan di Istana Negara setelah Presiden SBY pulang dari kunjungan ke Inggris memenuhi undangan kenegaraan Ratu Elizabeth-II dan pertemuan para pemimpin-pemimpin negara pada KTT Asia-Europe Meeting (ASEM) ke-9 di Laos, yang mengambil tema ‘Teman bagi Perdamaian, Mitra untuk Kesejahteraan’. Mengapa baru sekarang Soekarno dan Hatta mendapat gelar pahlawan nasional setelah 64 Indonesia merdeka? Kedua orang ini seperti diasingkan saat pemerintahan zaman orde baru. Hal tersebut disebabkan pada dampak tercemarnya nama Soekarno dalam pemberontakan G-30-S/PKI. Soekarno diduga terlibat dalam pemberontakan yang menewaskan beberapa Jenderal tersebut. Bahkan, dugaan keterlibatan Soekarno tertulis dalam pertimbangan TAP XXXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Soekarno. Bahwa ada petunjuk-petunjuk, yang Presiden Sukarno telah melakukan kebijaksanaan yang secara tidak langsung menguntungkan G-30-S/PKI dan melindungi tokoh-tokoh G-30-S/PKI, demikian isi dari ketetapan yang dikeluarkan tanggal 12 Maret 1967. Meskipun Soeharto telah lengser, namun dampak politik ketetapan TAP XXXIII/MPRS/1967 itu dinilai belum selesai, masih perlu adanya upaya rehabilitasi sesuai UUD NKRI 1945.


    Panglima Perang tidak punya jabatan


    Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman, pada kenyatannya tidak pernah menduduki jabatan resmi di kabinet RI.
    Beliau tidak pernah menjadi KSAD, Pangab, bahkan menteri pertahanan sekalipun!

    No comments:

    Post a Comment

    Sport

    Teknologi

    Travel